RESENSI BUKU
Definisi Cinta sangat beragam. Ada beberapa
pendapat mengatakan bahwa Cinta, bukan berarti harus memiliki. Cinta itu
sesuatu yang rumit, sesuatu yang tidak mudah
dipahami. Cinta adalah tentang menemukan muara yang membuat diri kita merasa
nyaman berada di sana. Menemukan jalan pulang. Jalan menuju tempat yang membuat
kita berada di tempat yang paling nyaman.
Dewi Lestari, atau akrab dipanggil Dee, menuangkan dengan
manis tentang kisah cinta yang tidak sempat tersampaikan dalam 11 Cerita
pendek, dan 11 lagu di buku Rectoverso ini. Rectoverso di ambil dari bahasa
yunani, yang berarti dua image yang saling bercermin. Pengistilahan dua
image yang seolah terpisah tapi
sesungguhnya satu kesatuan. Hal ini ditunjukkan oleh Dee dengan cara menyatukan
sebuah cerita dan musik seperti buku dan lagunya, keduanya saling menggambarkan isinya.
Rectoverso mungkin hanya menuliskan kisah-kisah sederhana, tapi kesederhanaan
itulah yang membuatnya tidak berjarak dengan para pembacanya.
Sebelas cerita yang manis disajikan dalam bahasa puistis,
penuh kedalaman makna, tanpa terkesan cengeng, justru terkesan penuh nuansa
romantis. Dee terlalu jenius dalam
memainkan imajinasinya. Atmosfir penuh perasaan cinta, sangat terasa selama
membaca buku ini. Banyak cara untuk
mencintai, walaupun tanpa perlu ada kata yang terucap. Seperti dalam cerita “
Hanya Isyarat” di halaman 52 : “ Aku jatuh cinta pada seseorang yang hanya
mampu aku gapai sebatas punggungnya saja. Seseorang yang cuma sanggup kuhayati
bayangannya dan tak akan pernah kumiliki keutuhannya. Seseorang yang hadir
sekelebat bagai bagai bintang jatuh yang lenyap keluar dari bingkai mata, sebelum
tangan ini sanggup mengejar. Seseorang yang hanya bisa aku kirimi isyarat,
sehalus udara, langit awan atau hujan”.
Atau dalam
cerita “Aku Ada”, di halaman 39 : “Bahasa
yang kutahu kini adalah perasaan. Cinta adalah aku, cinta adalah engkau, cinta
adalah dia, dan cinta tak pernah mati. Sekalipun jasadku sudah “. Dalam Cerpen “Peluk”, halaman 60 : “Seseorang semestinya memutuskan bersama orang lain
karena menemukan keutuhannya tercermin, bukan ketakutannya akan sepi”.
Dalam “Firasat”, ada makna yang dalam, bahwa alam
terkadang memberikan sebuah tanda yang kita tidak menyadarinya ( halaman 106 ) : "Saat kepala kita
sibuk berencana dan melamun tak karuan, hati kita bicara dengan alam, dengan
malaikat, dengan hati-hati lain. Petunjuk dan tuntunan hidup tersedia di
mana-mana. Hanya saja kita tidak terlatih untuk membacanya". Atau dalam
Cerpen “Tidur”, halaman 147 : “Terkadang orang lupa, kebahagiaan yang terlampau
memuncak akhirnya bisa melumpuhkan”.
Bagian menarik dari buku rectoverso ini adalah: judulnya yang "berkelas",
cover yang ekslusif, dan halaman-halamannya yang dihiasi dengan foto
artistik dan puitis.
Sebagai buku, Rectoverso berhasil menjadi bestseller. Pada
tahun 2013, Keana Production melansir film omnibus berjudul Rectoverso : Cinta
yang Tak Terucap, yang mengangkat lima
kisah dari sebelas cerpen dalam buku Rectoverso. Cinta memang kadang tak
terucap, tapi percaya, cinta itu ada….
PENULIS : DEE / DEWI LESTARI
PENERBIT : PT. BENTANG PUSTAKA 2013
Jumlah Halaman :
174 halaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar