Kamis, 18 November 2010

Hari ini, kurangkum cintamu di kuntum melati....

Daun-daun cemara
Runtuh satu-satu menimpa senja
Sedang pucuknya bergoyang menatap pertemuan yang memang harus
Kunikmati citramu dalam keceriaan yang mendewasa
Senyum, tawa kecil, dan  tajamnya sorot mata

Ah, temaram senja adalah milik kita semuanya ini
Dalam sajian segala macam rasa dan aroma cita cipta
Dalam gemuruhnya acara menilai segi-segi kemanusiaan

Mau apa lagi? Kalau rindu pergi, rindu datang, dan rindu tetap..
Wajah itu, wajah itu tertumpu pada hati yang kemarin
Kemarin saat kujabat jemarimu  dengan hangat
Kemarin saat mimpi kurangkum kau di selimut sutra
Ah, bintang , langit dan mendung semburat melegam
Bukan  hanya sekedar malam yang tanpa nada, dan sumbang
Tapi kerinduan yang tak terobati sebelum kuserap seluruh jiwamu..

Rinduku, rinduku sendiri padamu..
Kepadamu, yang hari ini kusapa berkali dalam tirai celah kesempatan paling mesra

Kunyanyikan senada lagu syahdu malam paling elegant
Dan saat kutatap matamu
Kau berkata dalam kedip alismu “but you  were made for me to love”
Demikianlah adanya, sayang
Kukecup senyumanmu, dan langitpun menggelar awan yang berarak
Dalam semburat merahmu, merah saga
Kurenungi arah mana rona hati menyelusupi kenyataan
Yaitu bahwa aku mengakui kehadiranmu bukanlah semata untukku
Dan akupun tahu bahwa cinta bukan berarti harus memiliki,
Daun cemara, langit, air yang mengalir di bawahnya yang telah bertahun-tahun akrab, merupakan diorama yang lebih indah..
Bahkan tatapan matamu, senyummu, ceriamu, ceriaku
Adalah wujud lahir yang menghentakkan muncul rinduku
Rinduku padamu dalam wajah yang harus kukagumi

Hari  ini.
Kurangkum cintamu di kuntum melati
Saat kau berbisik lirih “but you were made for me to love”
Dan aku terpaksa pasrah pada kenyataan “don’t forget to remember”
Memang, sayang
Cinta bukanlah harus memiliki

LAUT

Aku lemparkan sebutir kerikil..
Camar-camar lupakan sayap dan pergi..
Tak kusadar ombak menelan suaraku
Berikan warna sempurnakan tangisku
terduduk sambil kugenggam butir pasir..
:Tak kulepaskan..

Realitas..

..Inilah realitas yang kini kujalani..
setidaknya aku bisa memiliki arti..
Bagi diri sendiri
Bagi keluargaku
Bagi anak-anak didikku
Bagi semua yang telah percaya..

Cinta yang mendasari..
Senyum yang mengiringi..
Ikhlas.. Sepenuh Jiwa..

Semoga arah perjalanan ini
Adalah Terang
Indah.. dan
Menjadi yang terbaik..

Aku percaya itu.